Friday, 8 November 2013

Melarikan Diri ke Thailand-Part 3 (Old Phuket Town-Patong-Bangkok)

Pagiiii....... *ngelanjutin postingan sebelumnya.

Langit Phuket town di hari ketiga kami berada di sana diselimuti awan dan sesekali gerimis mengundang *tsahh hehe. Saya dan Pipit merapikan isi carrier dan tentunya memaksimalkan volume carrir supaya nggak banyak "tentengan". Hari ini kami akan check out dari hostel setelah kami sarapan tentunya.Yap..sarapan yang kacau dan membuat saya ingin cepat-cepat keluar dari hostel....

Jadi seperti biasa di dapur hostel, saya membuat minuman hangat dan membuat roti bakar isi. Lalu, berhubung saya punya sariroti *sebut merk* isi coklat yang belum sempat dimakan, akhirnya saya berinisiatif memanggangnya lagi biar lebih enak. Karena lebar pemanggang rotinya lebih kecil dari tebal roti, saya dengan ide kreatif memipihkan tu roti biar muat di tempat pemanggangnya *ketawa devil.
Err....tapi akhirnya justru tragedi pagi hari di dapur di mulai....
Setelah saya rasa cukup, ternyata teman....rotinya stuck nggak bisa diambil!! Saya coba berbagai cara tetep aja nggak mau dikeluarin karena seluruh bagian luar rotinya nempel di sisi-sisi pemanggang roti itu!*Pipit panik, saya apalagi sebagai tersangka. Nah...Pas lagi panik-paniknya, Bapak pengurus hostel datang ke dapur *tamatlah gue!.
Dan....sudah bisa ditebak, Bapak ini langsung nanyanin kenapa bisa begini? kenapa begitu? harusnya nggak begini dan begitu...... *keringat dingin mulai ngucur.
" You should not do that! haissshhhhh......" gerutu si Bapak, dan saya cuman bisa minta maaf sambil mikir berapa Bath buat ganti pemanggang roti itu kalau ternyata rusak T.T *planning selama di Thailand bisa gagal !!. Saya yang tadinya lapar jadi nggak lapar,...
Bapak hostel berusaha mengeluarkan roti itu dengan pisau, tangan sampai akhirnya tu roti udah nggak berwujud. Lalu, Saya cuman menatap pemanggang roti dengan muka bersalah.
Syukurlah setelah sekitar 15 menit-an Bapak hostel memperbaiki pemanggang roti, akhirnya saya bisa bernafas lega karena pemanggang roti ternyata masih bisa berfungsi dengan baik *lap keringet, duit aman guys....

Saya dan Pipit langsung buru-buru check out dari hostel dengan janji kalau kami nggak akan menginap di hostel itu lagi haha. Oke..kami telah menambah daftar turis asal Indonesia yang bikin ulah di hostel itu karena di hari sebelumnya, Bapak pemilik hostel cerita kalau ada turis Indonesia yang memasak dalam kamar padahal udah jelas dilarang hohohoho *nah lho..peace v.v.

Dari hostel kami lalu berjalan kaki untuk melakukan perjalanan selanjutnya....
Rencananya hari ini kami akan menuju patong terlebih dulu setelah itu jalan-jalan sekitar old phuket town untuk selanjutnya ke terminal menuju Bangkok.
Dengan bermodalkan peta dari hostel tanpa GPS sama sekali, kami berjalan menyusuri kota Phuket menuju Ratsada road, tempat berhentinya bus lokal menuju Patong. Jarak Surin ke Ratsada sebenarnya lumayan jauh tapi berhubung kami ingin menikmati kawasan phuket town juga jadi nggak masalah  :D

Perjalanan menuju Ratsada road

Ternyata di sepanjang perjalanan kami melewati beberapa tempat menarik yang memang jadi maskot Old Phuket town.
Clock tower yang kelihatan "old" banget





Nggak sengaja lewat hotel terkenal dan tertua di Phuket. Oya tambahan info, kabel-kabel listrik di sana memang terlihat berantakan -.-


Sesampainya di Ratsada, kami lalu menaiki bis ke arah patong dengan tarif 30 Bath. Bus nya unik khas Phuket dengan tiga tempat duduk memanjang dan saling berhadapan. Selain tarifnya murah, dengan naik bis ini kita juga bisa merasakan berbaur dengan masyarakat lokal sana dan saya baru tahu kalau setiap kali bis melewati wat-wat kecil ataupun mungkin "sesajen" ,  beberapa dari mereka akan berdoa. hmmm....


 
 Bus ini nggak sebrutal metromini di Jakarta. Ada kondekturnya juga sama kipas angin lho jadi semilir... :p

Perjalanan Phuket town ke Patong sekitar 40 menit-an dengan sesekali melewati tanjakan. Saya dan Pipit
lalu turun di Pantai Patong. Pantainya menurut saya biasa aja haha....Ramai, ombaknya lumayan kencang 
dan nggak terlalu bersih.


Nothing special sih...


Karena kami berdua udah kelaparan apalagi saya, akhirnya kami memilih mencari makan siang dulu sebelum lanjut jalan-jalan. Yap...mencari makanan halal di Patong ternyata jauh lebih gampang daripada di Phuket town karena banyak resto India dan berlabel halal, jadi insyaAllah aman. Makan siang kali ini saya pilih menu yang Indonesia banget, nasi goreng, kenapa? karena nasi gorenglah yang paling murah dan tentu karena harga menu seafood di sana mahal euy. Harga ratusan ribu rupiah untuk backpacker pas-pasan seperti saya kayaknya sayang aja hahahaha...:p


 Nasi goreng seafoodnya enak....

 Thai tea yang nggak boleh terlewatkan. Segarrrr!!

Total nasi goreng plus thai tea ini adalah 120 Bath. Yah....standar sih untuk harga makanan di daerah wisata seperti ini.
Setelah makan siang, kami berjalan lagi menelusuri kawasan Patong dan tujuan kali ini ke Jungceylon, satu-satunya mall di Patong.Mall ini berada di dekat Bangla road, suatu jalan mirip Khaosan road di Bangkok yang penuh dengan tempat hiburan malam *woaaa,...

Di Mall ini, kami numpang "ngadem" dan ke toilet tentunya hahaha... 

Sepertinya Patong memang nggak pernah sepi, di siang hari aja banyak turis berlalu-lalang. Mungkin benar kata orang kalau kawasan Patong ini mirip Legian-nya Bali. Siang ramai, apalagi kalau malam.... menurut saya memang lebih enak kalau menginap di Patong dibanding di Phuket town, selain lebih ramai dan banyak atraksi menarik, makanan halal juga gampang dicari *soal perut tuh penting hehehe.

Sekitar jam 2-an, kami memutuskan  kembali ke Phuket town karena jadwal bis ke Bangkok sekitar jam 5-an. Sama seperti saat menuju Patong, perjalanan pulang kali ini kami menggunakan bus 30 Bath. Kami menunggu bis di depan Pantai Patong setelah melewati Bangla Road.


Tempat menunggu bis. 

Entah kenapa, bis ke arah Phuket town ini nggak nongol juga. Saya dan Pipit berkali-kali nanya ke Pak Polisi untuk memastikan kalau tempat kami menunggu bis itu benar. Karena bosan akhirnya kami malah poto-poto haha
Menanti kehadiran bis yang tak kunjung datang

Hampir setengah jam berlalu tapi bis nggak dateng juga, Saya udah buat plan B, yaitu naik taksi karena kami belum dapet tiket bis ke Bangkok, takut kehabisan, ditambah lagi kami belum tahu cara menuju ke terminal 2 dan letak persisnya *tanpa GPS bener-bener buta.
Syukurlah, setelah 40 menit-an, bis datang juga "Horeeee...." seneng lah karena nggak jadi ngeluarin uang buat bayar taksi yang bisa 10 kali lipat tarifnya dari naik bis hehe.

Sampai di dekat Ratsada, seharusnya bis terakhir menurunkan penumpang, tapi ibu kondektur dengan tambahan tarif 10 Bath bersedia mengantarkan kami sampai ke terminal lama/ terminal 1, tempat bis ke arah terminal 2 biasa berhenti. Tanpa pikir panjang, saya dan Pipit setuju alasannya satu, biar cepet, lagian murah juga hihi *jadi dua alasan ini mah kekeke.

Begitu sampai di terminal lama Phuket, kami celingak-celinguk karena tempatnya sepi, dan dua bis warna pink yang ada di sana juga nggak ada supir, apalagi penumpang  *jyahh bener nggak nih. Lalu iseng-iseng nanya ke Bapak penjual tiket, kata si Bapak memang benar kalau mau ke terminal 2 alias terminal baru naik bis Pink di sana dan kalau mau beli tiket bis ke Bangkok bisa beli di agen depan. Kami lalu menuju ruko kecil di seberang terminal. Agen ini ternyata menawarkan harga bervariasi untuk tiket bis ke Bangkok dari 640 Bath sampai 1000 Bath dengan jam keberangkatan yang bermacam-macam. Lagi-lagi karena otak kami, otak backpacker sejati *tsah, otak ngirit maksud nyee, kami pilih harga paling murah dengan jam keberangkatan 17.45.
  
Kalau tahunnya 2556, berarti umur saya 566 *oke mungkin itu perhitungan tahun mereka.
 Kursi no 24, Bis di baris 28 atau 29. yah begitulah kira-kira.

Setelah beli tiket, kami langsung menuju bis pink yang sudah mulai berpenumpang. Tarif bis pink ini 20 Bath aja lho...*bahagia pakai transportasi umum di negara orang dengan tarif mirip-mirip Jakarta.
Dari warnanya aja udah ketauan kalau ni yang namanya Pink Bus. Bis lho ya bukan truk.

Suasana dalam bis, perjalanan menuju terminal 2.

Selama ini kalau nonton film Thailand, seragam sekolahnya sama warnanya kayak di Indo. Nah ternyata beneran lho kalau seragamnya kayak seragam SMP di Indo :D

  
Kocaknya pas perjalanan ke terminal, saya menemukan spot yang kayaknya nggak asing. Yap...itu spot waktu saya sama Pipit kayak anak ilang nanya ke Pak Polisi. Itu tuh di pertigaan depan mobil warna coklat :D. Ternyata kami diturunin di jalan yang lumayan jauh dari hostel lho..*grrr

Setelah tiga puluh menit-an, sampailah kami di terminal. 



 Terminal keberangkatan

Sebelum masuk ke bis, kami diberi nomor untuk mengambil tas ransel yang akan diletakkan di bagasi. Kursi kami ada di bagian atas, karena bis kami berbentuk double decker. Wuah...ini pengalaman pertama naik bis double decker. Meskipun kami memilih harga paling murah tapi menurut saya sudah sangat pas dan nyaman, kursinya bisa diatur, cukup luas, ada bantal, selimut dan diberi roti plus air mineral juga *hore.

Pukul 18.00, Bis baru mulai meninggalkan terminal. Yeee....itu artinya, saya akan meninggalkan Phuket dan siap menuju Bangkok!! Ibu kota Thailand, kota yang pastinya di tempati para pemain film crazy little thing, suckseed, ATM *ehhh haha.

Bye Phuket... dan berhubung badan saya udah pegel sana-sini dan capek banget, selama perjalanan panjang sekitar 12 jam ini saya manfaatkan untuk TIDUR!!


2 comments:

  1. wahhh.. di posting juga cerita ngebolang kita.. :D :D

    dan yg kocak kejadian di hostel di posting jg...

    ternyata kocaakkk jg ya petualangan kitaa.. hahahah

    ditunggu postingan selanjutnyaa :) :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu belun lengkap jadi sebenernya postinganny. Mau diupgrade lagi hahaha

      Delete

Thanks for your comment !! Please come back..:D