Monday 25 November 2013

Menulis

Curhat lagi...




Menulis...jadi inget waktu kecil kalau nggak salah SD, saya pernah buat dongeng judulnya witch dan cermin ajaib. Sayangnya dongeng itu cuman saya tulis di kertas folio dan ntah kebuang ke mana hehe. Nggak cerita dongeng aja sih, sewaktu SMA saya pernah menulis novel tentang kisah cinta anak sekolah. Tapiii....sayang, saya kurang telaten dan akhirnya tulisan itu jadi cerita tak berakhiran. Parahnya lagi buku yang saya gunakan untuk menulis cerita itu ntah sekarang dimana dan file dokumen di komputer juga udah ilang karena virus hahaha.

Kenapa suka nulis cerita fiktif ya? mungkin karena dulu Ibu suka cerita dongeng sebelum tidur kali ya. Ya sih meskipun menurut saya Ibu bukan pendongeng yang baik karena dongengnya kalau nggak tentang cinderella, tentang bawang merah bawang putih. Itupun suka lompat-lompat alurnya dan ngegantung ending ceritanya hahaha *balik ke inti postingan tik. Ya mungkin gara-gara itu jadi gedenya saya jadi begini suka berimajinasi, nggak jelas bahkan kadang berharap di dunia nyata terjadi *sadar. Tapi saya bangga kok setidaknya otak kanan saya masih bisa diajak belajar hihi.

Sewaktu ada ide bikin dongeng, hal yang paling tepat dilakukan itu menulisnya. Tapi menulis itu nggak semudah yang dibayangkan. Bisa aja apa yang ada di otak kita bisa jadi susah di ungkapkan dalam tulisan. Sejauh ini itulah yang kadang saya rasakan hoho.


Menulis seperti yang saya lakukan sekarang itu bisa jadi cara untuk mengalihkan perhatian. Saat sedang sedih, kangen sama seseorang, orangtua dsb, menulis bisa membantu saya supaya saya fokus dengan hal lain sehingga saya nggak galau berkepanjangan haha. Meskipun apa yang saya tulis sering nggak berhubungan dengan perasaan hati saya, tapi cukup membantu.


Menulis juga bisa membantu saya untuk mendokumentasikan hal yang nggak ingin saya lupakan seperti pengalaman saya selama traveling, hobi saya, dsb. Seperti halnya melihat foto-foto jaman dulu, melalui tulisan, saya bisa membacanya kembali untuk mengingat hal-hal apa yang sudah terjadi dalam hidup saya, flashback gitulah kira-kira hihi. Kadang suka ngerasa lucu sendiri kalau baca postingan blog saya dari tahun 2010 ini.

Tanpa perlu mengeluarkan kata-kata secara langsung, menulis memang bisa jadi sarana untuk mengungkapkan pendapat, ide, atau apapun yang ada di otak saya.



Saturday 23 November 2013

Melarikan diri ke Thailand-Part 4 (Bangkok-MBK-Chatuchak Market)

Mungkin karena memang kecapekan ditambah suasana bis yang nyaman, Saya dan Pipit tidur nyenyak selama perjalanan menuju Bangkok. Tapi sesekali saya terbangun saat bis melambatkan lajunya, dan saat itu saya melihat jalanan menuju Bangkok ini sepi sekali. 
Sekitar pukul 23.30, bis berhenti di suatu tempat. Ternyata tempat ini semacam foodcourt, di sana banyak menyajikan pilihan menu makanan. Menurut saya foodcourt ini keren karena di sana menyediakan foodcourt tersendiri yang berlabel halal, khusus muslim tentunya.

  
Salah satu kedai, kalau nggak salah itu harga ayam goreng deh *lupa haha


Sup kaki kambing menjadi pilihan kami, rasanya tetep khas Thailand, asem kecut tapi enak dan segar!!

Nah..lagi-lagi ada kejadian kocak menurut kami dan ngeselin buat yang lain :p.
Setelah beli martabak lalu menikmati sup dan suasana foodcourt yang ramai, saya ke toilet. Begitu kembali ke bis, pramugari bis yang berdiri di depan pintu langsung melempar senyuman yang ntah apa itu artinya begitu melihat kami *hahaha.
Dengan perasaan nggak enak kami masuk ke bis.O..O...ternyata semua penumpang sudah duduk di kursinya masing-masing dan begitu melihat kami mereka menatap kami seolah-olah berkata "oo...ini ni yang bikin bisnya nggak jalan-jalan" *huahahaha. Setelah kami masuk, pintu bis ditutup dan langsung melanjutkan perjalanan. Saya dan Pipit langsung cekikikan, positif banget kalau ternyata kami memang penumpang terakhir yang kembali ke bis. Kata Pipit dia udah curiga karena sewaktu saya di toilet, terdengar seperti pengumuman berkali-kali, tapi karena bahasanya Thailand, mana kami ngerti. peace v.v.
Masuk bis, kami lalu tidur lagi! *zzzz....

Sekitar jam 6 pagi akhirnya bis sampai di terminal mochit, Bangkok. Setelah turun dari bis dan ambil bagasi, kami berdua kebingungan karena selain suasana terminal yang ramai, kami juga belum tahu cara menuju hostel kami yang berada di dekat Khaosan Road *ngik. Sebagai pilihan terakhir, bisa aja sih naik taksi tapi kami masih ingin mencoba cara termurah, apalagi kalau bukan naik bis, LRT atau BTS karena sebelumnya saya pernah baca kalau ada BTS di daerah mochit *hehehehe otak backpacker.
 
Sayangnya, beberapa orang yang kami tanya tentang letak BTS ataupun cara ke khaosan di terminal ini rupanya nggak ada yang bisa bahasa Inggris!. Udah milih mbak-mbak yang kayaknya tampang mahasiswa tapi begitu ditanya langsung jawab "I can't speak english" *lah...itu tadi ngomong Inggris.

Setelah bengong beberapa saat, kami memutuskan bertanya ke tourist information *kenapa nggak dari tadii....??

Pas nanya berharap petugasnya bisa bahasa Inggris. 

Jawaban dari petugas terminal ini ternyata nggak sesuai harapan karena dia bilang untuk sampai ke khaosan kami harus naik taksi, di terminal ini nggak ada bis, ataupun BTS ke arah khaosan, BTS Mochitpun juga lumayan jauh dari terminal. Sejauh mata memandang *ceilah, kebanyakan memang taksi yang ada di terminal ini dan bule-bule yang kami lihat juga menggunakan taksi-taksi itu. Ya sudahlah...akhirnya kami memilih menggunakan taksi meter dan lagi-lagi warnanya pink. 

Di dalam taksi, perjalanan menuju Khaosan Road. Saya lupa berapa tarifnya, tapi sekitar 250 bath...*menurut catatan Pipit.
 Thanks Pit :p

Sebenarnya hostel kami bukan berada tepat di Khaosan road, tetapi di suatu jalan yang berada di dekat khaosan. Jadi tanpa koneksi GPS kami hanya bearcuan pada print-out petunjuk dari pemilik hostel dan percaya sama Pak supir taksi tentunya :D.

Sampai di ujung khaosan road, kami juga masih harus tanya sana sini karena letak hostel kami ternyata berada di gang "kelinci" *tuing. Lalu begitu liat penampakan luar hostel, kami langsung kaget karena depan hostel ini adalah bar, bar?! *tutupmuka, cewek cewek berjilbab masuk bar hoho. Sesuai ketentuan di pemesanan, sebenarnya kami baru bisa check in pukul 13.00 tapi pemilik hostel memperbolehkan kami masuk jam 8 *horee... dan uniknya sistem pembayaran di sini adalah harian jadi perhari kami harus bayar tarif sewa kamar sebesar 315 Bath untuk tipe double bed.

Rencana awal kami di hari pertama berada di Bangkok adalah mengunjungi Madame Tussauds di Siam Discovery, MBK lalu ke Grand Palace. Dari hostel kami menuju ke pemberhentian bis terdekat, menurut info dari pemilik hostel kami bisa menaiki bis no 47 atau 15. 
Sampai di stop bus, ada salah seorang calon penumpang yang memberi tahu bahwa bis 15 adalah bis gratis *Cling..cling...antara kaget dan bahagia dengernya, save money hahaha...

Suasana dalam bis gratis yang lumayan panas *maklum gratisan :D

Sesampainya di seberang MBK, kami tertarik membeli thai tea ice seharga 18 Bath..

 Selama di Thailand, Thai tea ini jadi favorit minuman kami. Rasanya memang enak, manis dan segar!!


Untuk menuju Siam Discovery, kami harus melewati jembatan skytrain yang letaknya juga berada di seberang MBK.

Madame Tussaude ini semacam musium patung lilin yang di dalamnya terdapat berbagai replika orang-orang ternama di dunia termasuk presiden RI kita yaitu Pak Soekarno. Letaknya berada di lantai 6 Siam Discovery, nama salah satu mall di Bangkok. Tiket masuk Madame Tussauds saya pesan secara online dengan harga 480 Bath untuk penawaran Early Bird Ticket, lebih murah 40% dibanding kalau kita beli on the spot :d. Karena early bird *brasa burung yang terbang pagipagi*, artinya kami harus masuk ke museum sebelum jam 12 siang. 

Foto pertama pas masih semangat.

Menurut saya musium ini sangat melelahkan. Kenapa? Karena saya capek foto bareng replika-replika di sana, bisa keabisan gaya lho hihihi. Setiap replika rasanya pengen diabadikan apalagi replikanya memang kebanyakan tokoh terkenal. Yah...nggak bisa liat aslinya liat patungnya nggak apaapa deh.. :p.

 Kalau ada yang foto sama Pak Karno, biasanya turis dari Indonesia haha

Bareng om David Beckham...*gayanya nggak kreatif

         I love Doraemon... *kecup. 

 
   Sama Eyang Mahatma Gandhi * peace, gak kreatif lagi

Puas berpoto-poto ria di Madam Tussaud, kami mengunjungi MBK untuk makan siang dan sholat, yap...MBK ini mall satu-satunya (mungkin) yang menyediakan mushola kecil untuk muslim seperti kami, mushola ini ada di lantai enam.
Setelah sholat kami bertemu dengan Ibu-ibu asal Medan, kami bercerita ini itu. Karena memang tujuan Ibu-Ibu ini ke Bangkok cuman buat Shopping jadi mereka sengaja bawa koper selama jalan-jalan buat belanja ke sana ke mari *wew, Saya dan Pipit cuman ketawa, miris ngelihat diri sendiri yang ke Bangkok dengan uang pas-pasan *nasib. Lalu salah satu Ibu itu menyuruh kami untuk ke Chatucak Market yang bisa ditempuh dengan Skytrain dan memang letaknya lumayan dekat dengan MBK. Karena memang hari itu hari Sabtu, planning ke Grand Palace akhirnya kami tunda dan kami memutuskan untuk ke Chatucak Market.

Dari BTS National Stadium di seberang MBK, kami naik Skytrain ke arah Siam untuk transit lalu naik skytrain ke arah Mochit dengan tarifnya 42 Bath.

Antrian BTS National Stadium

Menuju ke Chatuchak Market, udah keliatan rame banget...

Chatuchak Market ini, pasar yang hanya buka di hari Sabtu dan Minggu. Katanya, barang-barang yang dijual di pasar ini murah meriah lhoo. Asal kita jago nawar, kita bisa mendapatkan barang dengan diskon 50 atau bahkan lebih dari harga aslinya *kemampuan tawarmenawar diuji guyss hehe. 
Pasarnya luaaaassss banget, kami sampai bingung. Meski barang yang dijual disini beranekaragam tapi kami tetap fokus dengan satu tujuan, beli oleh-oleh!! *lagian budgetnya juga minim ditambah no bagasi hehe.
Jujur aja saat travelling gini, satu hal yang membuat saya nggak lega adalah saat dititipin belanjaan buat oleh-oleh dan belanja untuk oleh-oleh adalah hal yang paling melelahkan dari suatu perjalanan baik dari segi otak karena musti ngeluarin jurus tawarmenawar maupun tenaga sebenarnya hahahaha *lebay tik! tapi demi keluarga, semangat!! *kibasjilbab.

 Pose dulu :p. Oya tuh liat ada yang bawa koper belanja gitu..




Terakhir beli kelapa bakar, penghilang dahagaaaa....
 

Karena kami terlalu fokus mencari oleh-oleh kami lupa membuat banyak dokumentasi di sana :(. 
Setelah berburu oleh-oleh selama dua jam-an, akhirnya kami memutuskan untuk pulang, kembali ke hostel! Dengan sisa tenaga kami menuju ke stop bus seberang pasar. Berdasarkan info dari Ibu penjual di sana, kami bisa naik bis nomor 3 untuk menuju Khaosan Road.

Di dalam bis no 3 yang nggak jauh beda sama Damri-nya Bandung haha..

Bis no 3 ini gratissss lhooo, Saya dan Pipit pastinya bahagia. Perjalanan dari chatuchak sampai ke Khaosan sekitar satu setengah jam karena memang cukup jauh dan beberapa kali macet. Dan seperti biasa, tanpa GPS kami hanya mengandalkan kondektur Bis untuk memberitahu kami jika Khaosan road sudah dekat hehe.

Fyuhh akhirnya setelah seharian menikmati kota Bangkok di hari pertama ini, kami sampai juga di hostel.
Dan kami yang awalnya ingin jalan-jalan menikmati malamnya Khaosan Road sambil cari makan malam harus dibatalkan karena Pipit keburu tepar lalu tidur!*Errrrr. Yah...alamat makan roti doang ini saya.
Tapi emang capeeeekkk banget, kaki pegel-pegel haha.

Baiklah malamnya saya istirahat dan bersiap melanjutkan petualangan di hari esok, hari yang nggak mungkin saya lupakan! Hari dimana kami jadi miskin di negara orang T.T.

Friday 22 November 2013

KAMU



Kamu,,,
Di depan orang tua kamu, kamu bisa merengek seperti anak kecil.
dan pada dasarnya kamu anak yang sensitif, cengeng.. 
Kamu senang berpetualang di luar sana
tapi kamu bisa menjadi anak yang manis dan rumahan..

Seringkali kamu terlihat kuat dan mandiri
tapi kamu masih membutuhkan orang-orang yang kamu sayangi berada di sisimu

Kadang kamu senang menghabiskan waktu bersama banyak orang
tapi seringkali kamu ingin sendiri, menikmati hari-harimu hanya dengan teman dekat, dan keluarga

Kamu senang berimajinasi, bermimpi
terkadang kamu terlihat aneh..
Kamu tidak menyukai orang yang tidak bisa menyimpan rahasia..

Kamu bukan tipikal orang yang secara terang-terangan mengatakan, menunjukkan rasa sayangmu
Kamu sering mengedepankan sikap gengsimu..
dan itu kenapa beberapa orang menganggap kamu cuek dan dingin...

Kamu sadar kamu moody, dan kamu kesal dengan sifat itu...
ketika marahmu tidak terbendung kamu bisa berkata pedas tapi
setelahnya kamu menyesal, sangat menyesal...

Kamu sangat hati-hati mencintai seseorang,
Kamu mudah cemburu itu kenapa kamu sulit membuka hatimu...
karena ketika kamu jatuh cinta, cintamu benar-benar sangat tulus
dan kamu tidak ingin memberikannya pada orang yang salah...


Friday 8 November 2013

Melarikan Diri ke Thailand-Part 3 (Old Phuket Town-Patong-Bangkok)

Pagiiii....... *ngelanjutin postingan sebelumnya.

Langit Phuket town di hari ketiga kami berada di sana diselimuti awan dan sesekali gerimis mengundang *tsahh hehe. Saya dan Pipit merapikan isi carrier dan tentunya memaksimalkan volume carrir supaya nggak banyak "tentengan". Hari ini kami akan check out dari hostel setelah kami sarapan tentunya.Yap..sarapan yang kacau dan membuat saya ingin cepat-cepat keluar dari hostel....

Jadi seperti biasa di dapur hostel, saya membuat minuman hangat dan membuat roti bakar isi. Lalu, berhubung saya punya sariroti *sebut merk* isi coklat yang belum sempat dimakan, akhirnya saya berinisiatif memanggangnya lagi biar lebih enak. Karena lebar pemanggang rotinya lebih kecil dari tebal roti, saya dengan ide kreatif memipihkan tu roti biar muat di tempat pemanggangnya *ketawa devil.
Err....tapi akhirnya justru tragedi pagi hari di dapur di mulai....
Setelah saya rasa cukup, ternyata teman....rotinya stuck nggak bisa diambil!! Saya coba berbagai cara tetep aja nggak mau dikeluarin karena seluruh bagian luar rotinya nempel di sisi-sisi pemanggang roti itu!*Pipit panik, saya apalagi sebagai tersangka. Nah...Pas lagi panik-paniknya, Bapak pengurus hostel datang ke dapur *tamatlah gue!.
Dan....sudah bisa ditebak, Bapak ini langsung nanyanin kenapa bisa begini? kenapa begitu? harusnya nggak begini dan begitu...... *keringat dingin mulai ngucur.
" You should not do that! haissshhhhh......" gerutu si Bapak, dan saya cuman bisa minta maaf sambil mikir berapa Bath buat ganti pemanggang roti itu kalau ternyata rusak T.T *planning selama di Thailand bisa gagal !!. Saya yang tadinya lapar jadi nggak lapar,...
Bapak hostel berusaha mengeluarkan roti itu dengan pisau, tangan sampai akhirnya tu roti udah nggak berwujud. Lalu, Saya cuman menatap pemanggang roti dengan muka bersalah.
Syukurlah setelah sekitar 15 menit-an Bapak hostel memperbaiki pemanggang roti, akhirnya saya bisa bernafas lega karena pemanggang roti ternyata masih bisa berfungsi dengan baik *lap keringet, duit aman guys....

Saya dan Pipit langsung buru-buru check out dari hostel dengan janji kalau kami nggak akan menginap di hostel itu lagi haha. Oke..kami telah menambah daftar turis asal Indonesia yang bikin ulah di hostel itu karena di hari sebelumnya, Bapak pemilik hostel cerita kalau ada turis Indonesia yang memasak dalam kamar padahal udah jelas dilarang hohohoho *nah lho..peace v.v.

Dari hostel kami lalu berjalan kaki untuk melakukan perjalanan selanjutnya....
Rencananya hari ini kami akan menuju patong terlebih dulu setelah itu jalan-jalan sekitar old phuket town untuk selanjutnya ke terminal menuju Bangkok.
Dengan bermodalkan peta dari hostel tanpa GPS sama sekali, kami berjalan menyusuri kota Phuket menuju Ratsada road, tempat berhentinya bus lokal menuju Patong. Jarak Surin ke Ratsada sebenarnya lumayan jauh tapi berhubung kami ingin menikmati kawasan phuket town juga jadi nggak masalah  :D

Perjalanan menuju Ratsada road

Ternyata di sepanjang perjalanan kami melewati beberapa tempat menarik yang memang jadi maskot Old Phuket town.
Clock tower yang kelihatan "old" banget





Nggak sengaja lewat hotel terkenal dan tertua di Phuket. Oya tambahan info, kabel-kabel listrik di sana memang terlihat berantakan -.-


Sesampainya di Ratsada, kami lalu menaiki bis ke arah patong dengan tarif 30 Bath. Bus nya unik khas Phuket dengan tiga tempat duduk memanjang dan saling berhadapan. Selain tarifnya murah, dengan naik bis ini kita juga bisa merasakan berbaur dengan masyarakat lokal sana dan saya baru tahu kalau setiap kali bis melewati wat-wat kecil ataupun mungkin "sesajen" ,  beberapa dari mereka akan berdoa. hmmm....


 
 Bus ini nggak sebrutal metromini di Jakarta. Ada kondekturnya juga sama kipas angin lho jadi semilir... :p

Perjalanan Phuket town ke Patong sekitar 40 menit-an dengan sesekali melewati tanjakan. Saya dan Pipit
lalu turun di Pantai Patong. Pantainya menurut saya biasa aja haha....Ramai, ombaknya lumayan kencang 
dan nggak terlalu bersih.


Nothing special sih...


Karena kami berdua udah kelaparan apalagi saya, akhirnya kami memilih mencari makan siang dulu sebelum lanjut jalan-jalan. Yap...mencari makanan halal di Patong ternyata jauh lebih gampang daripada di Phuket town karena banyak resto India dan berlabel halal, jadi insyaAllah aman. Makan siang kali ini saya pilih menu yang Indonesia banget, nasi goreng, kenapa? karena nasi gorenglah yang paling murah dan tentu karena harga menu seafood di sana mahal euy. Harga ratusan ribu rupiah untuk backpacker pas-pasan seperti saya kayaknya sayang aja hahahaha...:p


 Nasi goreng seafoodnya enak....

 Thai tea yang nggak boleh terlewatkan. Segarrrr!!

Total nasi goreng plus thai tea ini adalah 120 Bath. Yah....standar sih untuk harga makanan di daerah wisata seperti ini.
Setelah makan siang, kami berjalan lagi menelusuri kawasan Patong dan tujuan kali ini ke Jungceylon, satu-satunya mall di Patong.Mall ini berada di dekat Bangla road, suatu jalan mirip Khaosan road di Bangkok yang penuh dengan tempat hiburan malam *woaaa,...

Di Mall ini, kami numpang "ngadem" dan ke toilet tentunya hahaha... 

Sepertinya Patong memang nggak pernah sepi, di siang hari aja banyak turis berlalu-lalang. Mungkin benar kata orang kalau kawasan Patong ini mirip Legian-nya Bali. Siang ramai, apalagi kalau malam.... menurut saya memang lebih enak kalau menginap di Patong dibanding di Phuket town, selain lebih ramai dan banyak atraksi menarik, makanan halal juga gampang dicari *soal perut tuh penting hehehe.

Sekitar jam 2-an, kami memutuskan  kembali ke Phuket town karena jadwal bis ke Bangkok sekitar jam 5-an. Sama seperti saat menuju Patong, perjalanan pulang kali ini kami menggunakan bus 30 Bath. Kami menunggu bis di depan Pantai Patong setelah melewati Bangla Road.


Tempat menunggu bis. 

Entah kenapa, bis ke arah Phuket town ini nggak nongol juga. Saya dan Pipit berkali-kali nanya ke Pak Polisi untuk memastikan kalau tempat kami menunggu bis itu benar. Karena bosan akhirnya kami malah poto-poto haha
Menanti kehadiran bis yang tak kunjung datang

Hampir setengah jam berlalu tapi bis nggak dateng juga, Saya udah buat plan B, yaitu naik taksi karena kami belum dapet tiket bis ke Bangkok, takut kehabisan, ditambah lagi kami belum tahu cara menuju ke terminal 2 dan letak persisnya *tanpa GPS bener-bener buta.
Syukurlah, setelah 40 menit-an, bis datang juga "Horeeee...." seneng lah karena nggak jadi ngeluarin uang buat bayar taksi yang bisa 10 kali lipat tarifnya dari naik bis hehe.

Sampai di dekat Ratsada, seharusnya bis terakhir menurunkan penumpang, tapi ibu kondektur dengan tambahan tarif 10 Bath bersedia mengantarkan kami sampai ke terminal lama/ terminal 1, tempat bis ke arah terminal 2 biasa berhenti. Tanpa pikir panjang, saya dan Pipit setuju alasannya satu, biar cepet, lagian murah juga hihi *jadi dua alasan ini mah kekeke.

Begitu sampai di terminal lama Phuket, kami celingak-celinguk karena tempatnya sepi, dan dua bis warna pink yang ada di sana juga nggak ada supir, apalagi penumpang  *jyahh bener nggak nih. Lalu iseng-iseng nanya ke Bapak penjual tiket, kata si Bapak memang benar kalau mau ke terminal 2 alias terminal baru naik bis Pink di sana dan kalau mau beli tiket bis ke Bangkok bisa beli di agen depan. Kami lalu menuju ruko kecil di seberang terminal. Agen ini ternyata menawarkan harga bervariasi untuk tiket bis ke Bangkok dari 640 Bath sampai 1000 Bath dengan jam keberangkatan yang bermacam-macam. Lagi-lagi karena otak kami, otak backpacker sejati *tsah, otak ngirit maksud nyee, kami pilih harga paling murah dengan jam keberangkatan 17.45.
  
Kalau tahunnya 2556, berarti umur saya 566 *oke mungkin itu perhitungan tahun mereka.
 Kursi no 24, Bis di baris 28 atau 29. yah begitulah kira-kira.

Setelah beli tiket, kami langsung menuju bis pink yang sudah mulai berpenumpang. Tarif bis pink ini 20 Bath aja lho...*bahagia pakai transportasi umum di negara orang dengan tarif mirip-mirip Jakarta.
Dari warnanya aja udah ketauan kalau ni yang namanya Pink Bus. Bis lho ya bukan truk.

Suasana dalam bis, perjalanan menuju terminal 2.

Selama ini kalau nonton film Thailand, seragam sekolahnya sama warnanya kayak di Indo. Nah ternyata beneran lho kalau seragamnya kayak seragam SMP di Indo :D

  
Kocaknya pas perjalanan ke terminal, saya menemukan spot yang kayaknya nggak asing. Yap...itu spot waktu saya sama Pipit kayak anak ilang nanya ke Pak Polisi. Itu tuh di pertigaan depan mobil warna coklat :D. Ternyata kami diturunin di jalan yang lumayan jauh dari hostel lho..*grrr

Setelah tiga puluh menit-an, sampailah kami di terminal. 



 Terminal keberangkatan

Sebelum masuk ke bis, kami diberi nomor untuk mengambil tas ransel yang akan diletakkan di bagasi. Kursi kami ada di bagian atas, karena bis kami berbentuk double decker. Wuah...ini pengalaman pertama naik bis double decker. Meskipun kami memilih harga paling murah tapi menurut saya sudah sangat pas dan nyaman, kursinya bisa diatur, cukup luas, ada bantal, selimut dan diberi roti plus air mineral juga *hore.

Pukul 18.00, Bis baru mulai meninggalkan terminal. Yeee....itu artinya, saya akan meninggalkan Phuket dan siap menuju Bangkok!! Ibu kota Thailand, kota yang pastinya di tempati para pemain film crazy little thing, suckseed, ATM *ehhh haha.

Bye Phuket... dan berhubung badan saya udah pegel sana-sini dan capek banget, selama perjalanan panjang sekitar 12 jam ini saya manfaatkan untuk TIDUR!!