Wednesday 31 December 2014

2015

Malam ini malam tahun baru 2015


Ya Allaaaah....waktu begitu terasa sangat cepat. Sepertinya baru kemarin saya menikmati malam tahun baru 2014 di depan gedung sate dan sekarang, hari ini saya akan melewati tahun baru lagi. Tahun 2015, tahun yang membuat saya agak degdegan hahahaha

Jujur, di tahun 2014 ini tidak ada resolusi yang saya berhasil capai *ngenes. Yap...tidak ada. Saya juga heran. Oke..mungkin Allah SWT belum mengijinkannya. Tapiiiii....insyaallah saya yakin di tahun 2015, saya pasti akan mencapai resolusi saya di tahun sebelumnya.

By the way, malam tahun baru kali ini untuk pertama kalinya saya nikmati di kereta perjalanan Bandung-Pekalongan. Karena itu pastinya tidak ada kembang api dan suara petasan di sekeliling saya. Terasa sepi? Yaaah lumayan. Ah...tidak masalah, karena memang saya justru ingin menikmati malam ini dengan mengaji supaya resolusi tahun 2015 tercapai hihi. *sadarjuga akhirnya 😂

Keep fighting and cheerful!!!!





Tuesday 4 November 2014

Short Sweet Escape-Kuala Lumpur II

Hari kedua di Kuala Lumpur, kami akan mengunjungi Genting dan membeli oleh-oleh di Pasar Seni dan daerah sekitar Petailing Street.
Pukul 09.00 setelah sarapan roti dan susu *sok bule, kami keluar dari hostel untuk menuju ke Terminal Pudu Sentral. Jarak antara Hostel ke Terminal ditempuh dalam waktu setengah jam dengan jalan kaki termasuk foto-foto selama di jalan *tutupmuka :D. Memang deh saya merasa tidak salah memilih penginapan di kawasan Chinatown ini karena lokasinya yang strategis :D.

Selama perjalanan, kami melewati gerbang Petailing Street, nama jalan di kawasan Chinatown yang setiap malam dijadikan tempat lapak pedagang barang-barang murah, serta kuliner. 

 Poto-poto cantik dulu di depan Petailing Street *numpang lewat
 Menuju Jembatan ke Terminal dan Bapak yang suka potopoto

Sesampainya di Terminal Pudu Sentral, kami menuju lantai dua untuk membeli tiket Go Genting. Kami beruntung karena kami masih mendapatkan jadwal keberangkatan bis pukul 10.00 sehingga kami tidak perlu waktu lama untuk menunggu. 

Bis berada di platform 2, karena kami tidak tahu tempatnya kami bertanya ke salah seorang petugas terminal. Bapak petugas ini sangat baik, beliau langsung menunjukkan bahkan mengantarkan kami menuju platrform 2 dengan semangat :).

Tepat pukul 10.00, Bis berangkat dan seluruh kursi penumpang penuh. Perjalanan sekitar satu jam ini saya habiskan dengan tidur, yap kami semua tidur kecuali Bapak, karena Beliau terlalu antusias menikmati perjalanan ini :p. 
Begitu tiba di Genting, hawa dingin  mulai terasa, hawanya mirip dengan hawa di daerah Lembang. Dari tempat pemberhentian Bis, kami langsung menuju ke Genting Skyway, kereta gantung yang akan mengantarkan kami ke Genting highland. 

Poto di depan Genitng Skyway.
Wow rasanya excited karena terakhir kali saya naik kereta gantung seperti ini adalah sewaktu umur saya masih lima tahun di TMII dan itupun nangis kenceng hahaha... *masihingetbanget


Perasaannya antara bahagia dan agak takut hahahaha...tapi asli keren. Sekitar 15 menit kami berada di kereta gantung dan rasanya seperti satu jam di sana *-.-

"kok gak nyampe-nyampe yaaaaa -.-"
"Ini gimana si buatnya...?pasti susah deh? berapa taun ya buatnya?Pernah ngadat nggak ya keretanya?" *pertanyaan-pertanyaan random selama di atas kereta gantung

Syukurlaaah...akhirnya sampai juga di tempat pemberhentian kereta gantung!! tapi krik-krik kok sepi yaa...dimana area permainan atau genting resort world-nya? oooh...ternyata untuk ke area bermainnya, kami harus keluar gedung terlebih dahulu *oke.

Yap...beginilah penampakan depannya, di dalamnya memang banyak arena permainan,
 mirip Transtudio Bandung.

Salah satu fasilitas di sana

Wuaaa....lampion warna-warni :D *lari-lari

Setelah berkeliling melihat wahana permainan di Resort World  dan pemandangan sekitar Genting, serta karena ingin mengunjungi tempat lain di Kuala Lumpur akhirnya kami putuskan pulang tapi sebelumnya take a photo dulu...*emmm bukan a photo sih tapi some photos  "p

Salah satu foto berkat tongsis dan fisheye :D

Kami pulang menggunakan Bis Go Genting lagi tapi kali ini ke arah KL Sentral karena jam keberangkatannya lebih cepat setengah jam. Harga tiketnya RM4.3, lebih murah RM 0.3 dari harga tiket bis Genting ke Pudu Sentral. Seperti biasa selama perjalanan satu jam ini kami semua tidur termasuk Bapak :D. Sampai KL Sentral, kami menaiki LRT ke arah Pasar Seni.

Tujuan berikutnya adalah belanja oleh-oleh ke Pasar Seni atau Central Market yang letaknya hanya di seberang Hostel tempat kami menginap. Sebelum belanja oleh-oleh, kami makan sore siang dulu. Saya, kakak dan adek memilih makan siang KFC. Ckckc...jauh-jauh ke Malaysia malah makan KFC, eh tapi katanya KFC di sana ada yang beda lho dari di Indonesia, karena penasaran iu kenapa kami memilih makan di sana *promosidikit :D.

Taraaaa....Paket snack-ayam mashed potato dengan harga sekitar RM 12.5. 

Sebenarnya saya tertarik membeli KFC di sana juga karena ada diskon 50% untuk paket snack ini tapii ternyata pas di depan kasir saya baru tahu kalau diskonnya baru ada pukul 18.00 dan sewaktu saya kesana adalah pukul 17.00...Jyaah selisih satu jam doang :| , yasudahlah.


Awalnya saya pikir Pasar Seni semacam pasar yang panas dan selalu penuh pengunjung, tapi rupanya saat saya masuk ke dalamnya pasar ini justru ber-AC dan tidak terlalu ramai sehingga kami bisa berbelanja dengan nyaman.

Suasana di dalam Pasar Seni. 
Di sini kita bisa mendapatkan souvenir-souvenir lucu dan unik khas Malaysia dengan harga cukup terjangkau.

So cute...

Salah satu yang paling menarik di Pasar Seni adalah toko cokelaaaaaaat......:*

Banyak pilihan coklat di sana yang akan membuat para pecinta coklat bahagia tentunya, termasuk saya tapi berhubung dana terbatas saya hanya membeli 6 kotak *dikit kaaaaan :(. 
Setelah puas berbelanja di Pasar Seni, mumpung tenaga masih ada kami lalu ke Petailing Street untuk melihat suasana malam di sana.

 Ternyata memang benar, di malam hari Petailing street berubah menjadi pasar yang menjual souvenir, barang-barang kw, buah-buahan, serta masakan kuliner.

Boneka Mr. bean, salah satu barang yang di jual di sana

Miniatur Pesawat dari berbagai macam Negara termasuk Indonesia


Sama halnya dengan Pasar Chinatown di Singapore, Petailing Street dipenuhi lampion-lampion cantik yang menggantung di sepanjang jalan.

Di Petailing Street, Ibu justru membeli buah Jeruk dan kelengkeng .Harga buah-buahan ini tidak berbeda jauh dari harga buah di Indonesia. Baru kali ini saya pergi ke negara orang lalu membeli buah kiloan haha, maklum kali ini saya pergi bersama Ibu yang selalu tertarik membeli buah. 
Setelah itu pulang untuk makan malam, dan tanpa pikir panjang kami menuju Restaurant Yusoof di dekat Hostel :D. Hari kedua ini benar-benar penuh jalan-jalan dan pasar tapi happy *fyuhhh.

Friday 12 September 2014

Short and Sweet Escape-Kuala Lumpur 1


Kenapa short and sweet? karena pelarian diri kali ini bersama keluarga tercinta sehingga pastinya sangat manis, meskipun cukup singkat :D

Bermodalkan tiket promo sebesar Rp 750.000 PP Bandung-Kuala Lumpur dari AA, akhirnya saya kembali mewujudkan keinginan untuk menjejakkan kaki di negara tetangga, Malaysia. Tiket promo ini memang tidak semurah tiket ke Kualalumpur yang saya dapatkan untuk Januari tahun ini, tapi lumayanlah mengingat rentang waktu antara tanggal membeli tiket dan tanggal keberangkatan yang hanya sebulan saja :D.

Di pelarian saya dari tugas kantor kali ini, saya membawa orang tua, kakak serta adik saya hehe. Sebenarnya saya agak khawatir membawa Bapak dan Ibu karena saya belum pernah ke Malaysia, takutnya saya justru membuat mereka kecapekan gara-gara nyasar, susah cari makan halal, lokasi penginapannya nggak strategis dsb. Tapi mengingat Malaysia  nggak beda jauh dengan Indonesia dalam hal bahasa, dan makanan, face serta transportasi di sana katanya sudah sangat baik dan nyaman jadi cukup membuat saya tenang :).

Pagi hari di tanggal 28 Agustus, kami menuju Bandara Husein Sastranegara. Penerbangan pesawat dijadwalkan pukul 08.30 dan sampai KLIA2 (Kuala Lumpur International Airport) pada pukul 12.30 waktu setempat.

Bisa dibilang setiap jalan-jalan sama keluarga ada aja acara foto depan pesawat, ntah kenapa x.x

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai di KLIA2. Bandara khusus low-cost carrier ini masih tergolong baru, sangat luas dan nyaman.

Poto poto lagi :D

Setelah beristirahat potopoto sejenak, kami memutuskan untuk langsung menuju ke hostel atau tempat penginapan kami di Hang Kasturi, Chinatown. Untuk menuju kesana, kami memilih menggunakan Aerobus tujuan KL Sentral dengan tiket seharga 10 RM (1RM = Rp. 3685). Cukup murah kan?.  
Lama perjalanan dari  KLIA2 ke KL Sentral sekitar 1 jam tanpa macet. KL Sentral adalah pusat transit semua alat transportasi umum di Kuala Lumpur, mulai dari LRT, Komuter, KLIA express, sampai bis ke beberapa kota di Malaysia.

Sesampainya di KL Sentral karena sudah waktunya makan siang, kami lalu mampir di sebuah restaurant dengan makanan khas Malaysia tentunya, nasi lemak. Setelah kenyang dan sholat, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju hostel dengan menggunakan LRT ke arah stasiun Pasar Seni.

Tiket LRT bisa dibeli di mesin penjual tiket otomatis dengan menyiapkan pecahan uang 5 RM, 1 RM atau uang koin. Cara penggunaan mesinnya cukup mudah yaitu kita hanya disuruh memilih stasiun LRT tujuan kita, lalu masukkan uang sesuai harga tiket atau lebih,  lalu mesin akan mengeluarkan koin berwarna biru dan uang kembalian jika lebih bayar. Praktiskan? *diam-diam gue berdoa semoga transportasi di Indonesia akan seperti ini hahahaha

Nah selanjutnya koin tadi kita sentuh di kotak bertuliskan ticket LRT di pintu masuk, sehingga pintu otomatis terbuka.  Kebodohan sayapun di mulai, dengan pedenya saya berjalan menuju platform LRT ke arah kelana Jaya. Saat sudah berada di dalam LRT,  terdengar suara "Next station, Bangsar", saya langsung bilang ke kakak saya "Abis ini kita turun ya, salah" hihihihi x.x, karena yang benar seharusnya ke platform arah Gombak dimana setelah KL sentral adalah Stasiun Pasar Seni :p

Setelah sampai di Stasiun Pasar Seni jangan lupa masukkan koin biru tadi ke lubang koin di pintu keluar. Begitu keluar dari stasiun kami disambut dengan keramaian jalan raya dan orang lalu lalang karena stasiun ini memang selain dekat dengan pasar juga dekat dengan pemberhentian bis. 
 
Jarak dari stasiun pasar seni ke hostel ternyata sangat dekat, sekitar 5 menit dengan berjalan kaki !!
Dan yang paling membahagiakan adalah hostel kami berada di Jalan Hang Kasturi yang merupakan salah satu nama jalan terkenal di Kuala Lumpur, atau lebih di kenal dengan Kasturi Walk. Nama hostel yang kami tempati adalah Marquee Guest House, letaknya benar-benar berada di seberang Pasar Seni lhoo *yeeee!!
dan yang penting juga, hostel kami berada dekat tempat restoran halal *slrrp...



Di hostel kami berisitirahat sejenak...yap karena kali ini bersama orangtua jadi memang agak santai. 
Sekitar pukul 5 sore, kami keluar dari hostel dengan rencana mengunjungi KLCC Suria untuk melihat lebih dekat Menara Petronas. Untuk menuju ke KLCC kami menggunakan LRT pasar seni ke arah stasiun KLCC, dengan tiket seharga 1.8 RM.
Depan Kasturi Walk

Keluar dari stasiun KLCC, Mall Suria KLCC dan Menara Petronas ada di depan mata. Kami lalu masuk ke Mall menuju taman air pancut/ air mancur karena di sini kita bisa melihat Menara Petronas lebih dekat dan menikmati pertunjukan air pancut di malam hari.

Daaan...di tempat inilah saatnya Mr. Fisheye dan Mrs. Tongsis beraksi hahaha..


:*
 
Pukul 19.00 waktu Kuala Lumpur

Sesuai Itinerary yang sudah saya buat sebelumnya, seharusnya hari itu kami pergi ke dataran Merdeka tapiiii karena kami sudah kecapekan dan lapar akhirnya kami kembali ke hostel :D
Kami makan malam di Restoran Yusoof dan saya memilih menu nasi goreng ayam dan teh tarik. Nasi goreng di restoran ini mengingatkan saya dengan nasi goreng yang saya makan di restoran Arab street Singapore karena hampir sama warna, serta rasanya dan menurut saya nasi goreng di sana lebih enak daripada nasi goreng yang selama ini saya makan di Indonesia hahaha :v.  I









 










Monday 21 July 2014

Berada di angka 24...

Alhamdulillah ya Allah....thanks for giving me a wonderful life, for my sweet family, for the incredible people around me.....


Kemarin bertambah lagi usia saya... sepertinya baru beberapa hari lalu saya membuat postingan tentang ulang tahun saya ke 23, yap...waktu lagi lagi berlalu dengan cepat :(.

Di hari ulang tahun kali ini sebenarnya saya berharap mendapat ucapan dari seseorang yang spesial di hati saya tapi kenyataannya enggak...hahahaha.

Biarpun ucapan yang saya harapkan nggak terjadi, tapi setidaknya kali ini saya banyak mendapat banyak ucapan dan doa dari teman-teman yang ternyata masih perhatian ke saya * thank youu :*, lalu saya mendapat kado serta kue ulang tahun.
Terimakasih untuk teman-teman projek yang selalu jadi salah satu alasan saya tetap bertahan di sana..

Bertambah usia artinya harus membuat saya lebih dewasa. Berada di angka 24, saya harus bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya, mencoba hal-hal baru, dan semakin sayang dan perhatian ke keluarga serta teman-teman di sekeliling saya.

Semoga Allah swt memberi saya umur panjang dan kesehatan... aaamiiin....

Sunday 13 July 2014

Mini album scrapbook- projek 1

Projek pertama membuat scrapbook kelar juga setelah menhabiskan weekend selama dua minggu ini :D.
Seneng deh akhirnya ada foto-foto yang terpampang di pojokan kamar kosan *narsis :p.

Jadi ceritanya abis gajian di akhir bulan Juni kemarin, saya langsung mengunjungi salah satu toko penjual aksesoris scrapbook, MSI di cascade. Wuaaaaa.....rasanya pengen beli semuamua yang ada di sana, tapiiiii.....tingtong, gak punya banyak budget *hiks... Bisa dibayangkan kalau harga pernak-pernik di sana rata-rata 50.000 ke atas, berapa banyak uang yang harus saya keluarkan *garukgaruktembok.

Papers yang bikin bingung milihnya...


Bunga-bunga cantik yang niatnya pengen dibeli juga

Die cut  lucu lucu

Setelah bingung muter-muter, milih sambil bayangin tema scrapbook yang akan saya buat, dan cek ketersediaan budget akhirnya saya putuskan membeli dua kertas kado, satu paper, dan satu die cut pack.
Perlengkapan lainnya untuk membuat scrapbook saya beli di toko alat tulis dekat kosan seperti guntung, lem, penggaris, cutter, polpen warna-warni, kancing, kertas lipat. Untuk tambahan hiasan seperti tulisan-tulisan, gambar burung, pohon dsb,, saya print sendiri.


Nha untuk album, saya mempergunakan kalender bekas. Berhubung saya nggak punya kalender 2013 dan saya jarang buka kalender kalau di kosan, saya pergunakanlah kalender 2014 hihihi

Membuat scrapbook ini benar-benar membuat kita jadi suka lupa waktu. Gunting, tempel sana-sini, menentukan layout merupakan keasyikan tersendiri sampai-sampai puasa hari itu terasa cepat berlalu :D.

Dan hasilnyaaaaa....


 
Cover minialbum scrapbook kali ini...

Yap...scrapbook pertama saya kali ini menampilkan foo-foto kenangan sewaktu pendakian ke semeru tahun lalu, itu kenapa hiasannnya nggak jauh-jauh dari pohon dan bunga :D.
Masih banyak kenangan lain yang ingin saya buat menjadi scrapbook, jadi nggak sabar untuk projek berikutnya !!!


Happy scrapbooking.... :*

Wednesday 18 June 2014

Scrap..Scrapbook!!

Sejak tinggal di Bandung, saya makin bersemangat untuk menjalankan hobi baru yaitu membuat scrapbook!.*yeee. Apalagi di Bandung, saya sudah menemukan beberapa toko yang menyediakan hiasan-hiasan scrapbook. Senangnyaaa.....!

Scrapbook sendiri berisi foto-foto lalu diberi hiasan-hiasan seperti tulisan-tulisan, pita-pita, dsb yang biasanya ditempel di album atau bingkai foto. Menarik kan? Jadi khusus buat orang-orang yang senang mendokumentasikan foto-foto untuk dijadikan kenangan hidup bisa memilih untuk menjadikannya menjadi bentuk Scrapbook. Ditambah lagi, pernak-pernik lucu yang menghiasi scrapbook ini akan menambah nilai seni tersendiri dan pasti lucu kan kalo dijadikan hiasan rumah :)).


Scrapbook pertama yang akhirnya bisa terealisasikan adalah scrapbook untuk kenang-kenangan teman kantor yang resign. Hiasan-hiasannya sih sederhana karena saya hanya mencetak gambar bunga-bunga tapi hasilnya lumayanlah untuk pemula :). Kertas yang digunakan adalah kertas karton untuk background, kertas buffalo dan stereform. Alat gunting, lem, doubletip juga harus ada pastinya.

Jika ingin menambah pernak-pernik yang lebih rumit bisa juga dengan mudah mendapatkannya di toko-toko scrapbook, tentunya dengan harga lebih mahal tapi memang jadi lebih meriah sih hehe.

Projek scrapbook buat diri sendiri masih banyak juga...so happy scrapbooking!!!

Tuesday 6 May 2014

Cerita Kita (ost Adriana)


Lagu berjudul Cerita kita dari Indra Lesmana ini asikkkkk banget. Pertama denger ni lagu langsung masuk ke playlist favorite dan diputer berulang kali juga gak bosen-bosen, ahhhh lovable!. Suara Eva Celia juga oke! Musiknya plus sound mixing dari Om Indra Lesmana bagus deeee....Rasanya pengen goyang-goyang pala kalo lagi denger ni lagu. Dan lagi lagi liriknya...... So sweet!! ^.^
Sayangnya waktu karaoke-an kemaren belum ada di playlist jadi gak bisa nyanyiin deh hahaha.... *pastinya suara saya sih oke buat nyanyiin ni lagu :p




"Kaulah yang teristimewa bukan hanya canda dan tawa...
 Sentuhan mesra
 Kita akan bersama merangkai lagu dan cerita
 Suka duka kita berdua 
 teristimewa cerita kita...... " *jadi ngerasa romantis gini  ^.^


Sunday 27 April 2014

Just My Imagination

Just my imagination
Just my imagination
Just my imagination

So back to my reality......



Sunday 26 January 2014

Better than Love


Seemed impossible, seemed absurd
I didn’t even know you before
Kept my distance, closing in
I don’t mind caressing your skin

What did you say, what did you do?
Somehow, I feel I’m enchanted by you
Flying high on a mountain high
Suddenly you look as bright as the sky

Something old, something new
Something I didn’t thought could be true
Have I forgotten, or have I never
Felt like this, as light as a feather
Not interested in love,but I’m attracted to you
I hope that you feel the same way too
A little too fast but way too long
Though I’m not sure where I belong

Something old, something new
Something I didn’t thought could be true
Love’s too strong and a bit cliché
For now this is enough, I’ve got a long way

Something old, something new
Something I didn’t thought could be true
I’m afraid to ask but I need to know
Would you want me to stay?
Or would you want me to go?

“These are my fee——lings…
(These are my…
I hope you’ll understand…
(understand…)
(feelings…)
It might not be much,
but it’s more than I can spend….

~from Sherina~ ♥

Friday 17 January 2014

Gagal ke KL


Harusnya kalau sesuai rencana hari ini saya sedang ada di Melaka, tapi kenyataannya saya justru di atas kasur dengan badan agak meriang *fyhh...

Di awal tahun 2014 ini tanggal 17 Januari saya dan satu teman saya mempunyai tiket pesawat promo untuk penerbangan Jakarta-Kualalumpur PP seharga Rp 380.000 yang saya beli setahun lalu *hahahha.  Saking lamanya jarak antara tanggal beli dan jadwal keberangkatan, saya sempat sampai lupa lho x.x.
Sayangnya memang resiko sih beli tiket pesawat jauh-jauuuuuuuuhhhhh hari sebelum jadwal keberangkatan. Ya jadinya kayak sekarang ini ni....

Bulan November dipindah ke Bandung dengan rencana golive projek di bulan Januari. Rencana golive di bulan itu tadi membuat saya jauh-jauh hari bilang ke teman saya kalau kemungkinan saya nggak jadi ikut ke KL karena takut cuti nggak di-approve. Teman saya bilang nggak masalah, dia berani solo travelling, dan saya lega. Tapi tetap saja saya masih berusaha supaya saya bisa ke sana sehingga akhirnya di bulan Desember saya sudah meminta cuti ke Pak PM, padahal masih sebulan lebih dari jadwal keberangkatan. Lalu setelah cuti di-approve dengan bahagianya saya beli tiket KL-Bandung seharga Rp 400.000-an (mumpung promo) untuk tanggal 20. Sebenarnya sesuai tiket saya harus balik ke Jakarta tanggal 21 tapi karena nggak enak kalau kelamaan cuti jadilah beli tiket pulang lagi *pikir saya waktu itu.
Berhasil dapat approve cuti dan tiket balik KL-Bandung itu artinya saya dan teman saya siap berangkat!.

Hingga tiba-tiba....
H-17 teman saya bilang kalau dia diterima di tempat kerja baru dan belum pasti bisa ikut atau tidak *huaaaaaaa. Feeling gagal ke KL langsung muncul. Kalau ada kata-kata "liat ntar" itu berarti 60 persen nggak jadi.  Oke mau nggak mau saya musti buat plan B, berangkat sendiri ke KL. Tapi......agak takut juga sih, trus nggak ada yang moto-in hihi, nggak ada yang buat diajak ngobrol, nggak asik..... tapi penasaran!
Penasaran juga pengen ngerasain gimana jadi solo traveller hohoo. Saat itu saya masih sangat berharap teman saya bisa ikut! *plisplis
Lalu...
H-3 teman saya mengatakan kalau dia fix nggak bisa ikut ke KL karena harus ngerawat ayahnya pasca keluar dari rumah sakit. Baiklah....saya nggak bisa memaksakan dia untuk tetap ikut.
Malamnya setelah teman saya bilang batal, ntah kenapa tiba-tiba saya punya keberanian untuk solo travelling. Saat itu juga saya langsung menyusun itinerary, mencari hostel, dan transportasi selama di sana dll.
H-2 Saya bilang ke orangtua saya kalau saya mau sok-sokan traveling sendiri. Dannn.....jawabannya sudah bisa ditebak, orangtua saya melarang! *hiks. Saya coba kasih pengertian tapi tetap nggak di-approve! Saya jadi ragu-ragu.
Ntah kenapa selama ini kalau orangtua sudah mengatakan "Jangan...", keraguan saya makin bertambah. Misalnya awalnya saya yakin dari 90 persen tiba-tiba bisa jadi 40 persen kalau orangtua saya sudah bilang "Jangan....", "Nggak usah..." dst. *hmph.
Oke...., saya maklumi sikap orangtua saya itu apalagi saya perempuan. *kalau saya jadi orangtua saya juga sepertinya akan melarang hehe. Tapi....saya juga bukan anak kecil sih sebenarnya, 23 tahun lho *yakan?
Setelah dipikir-pikir akhirnya saya putuskan untuk tidak berangkat! alasannya cuman satu, saya nggak mau egois. Saya sudah membayangkan kalau saya dengan beraninya ke KL seorang diri pasti orangtua saya bakal kalang kabut dsb.
Meski agak sedih juga menyiayiakan tiket promo, dan kesempatan ini  tapi ":Yasudahlah... " :(.
Hikmahnya saya malah nggak enak badan dan hari Senin ada acara workshop untuk projek baru  :)

Monday 13 January 2014

Melarikan Diri ke Thailand- Part 7 (Mari Pulang!)

Tanggal 17 September adalah hari terakhir kami di Thailand. Akhirnya kami akan segera pulang ke negeri tercinta :* .Pagi-pagi kami sudah bersiap-siap cantik menunggu abang-abang dari agen menjemput kami di hostel :)). Supaya bertenaga kami sarapan dulu, saya membeli nasi kotak dan satu cup thai tea. Dengan terbelinya sarapan itu, officially uang bath saya habis. *ketokpalu hahaha.

Nasi kotak plus thai tea dari sevel.

Muka bahagia mendapatkan makanan enak dan murah. 
Oiya...nasi kotak itu memang nggak ada label halalnya :( tapi Insya Allah dengan sebelumnya membaca komposisi bahan makanan, moga nasi ayam ini nggak pake bahan baku yang aneh-aneh :(. Amin..

Tepat pukul setengah delapan pagi kami dijemput oleh abang-abang dari agen tersebut *beneran abang-abang lho kekeke. Kami ternyata harus berjalan menuju Khaosan road karena mobilnya berada di sana. Selain kami ada tujuh penumpang lain yang juga menggunakan mobil dari agen ini untuk tujuan yang sama tentunya, Bandara.

Perjalanan dari Khaosan road hingga bandara ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Bandara yang kami tuju adalah Don Mueang International Airport, bandara nya nggak terlalu besar seperti bandara utama nya, Suvarnabhumi.

 
Foto-foto dulu sama icon-nya Line. Kata Pipit "Laks...item lo kayak Brown".
Hahahaha.... innocent sama setia dong gue. 

Sambil menunggu boarding gate dibuka.


Di dalam bandara

Tepat pukul 11.30 pesawat kami meninggalkan landasan, jadi kira-kira pukul 15.00 pesawat akan tiba di Jakarta. 
Selesai juga akhirnya pelarian diri selama tujuh hari di Thailand. Di sana saya mendapatkan banyak pengalaman baru, dan tanpa agen perjalanan ternyata kami bisa! *hihi meskipun target saya untuk sampai ke Chiang Mai, Pataya, Chiang Rai nggak tercapai tapi saya sudah cukup puas berada di dua kota negera gajah putih itu.

Begitu pesawat berada di atas kepulauan Indonesia, I'm so happy! *sambil liat pemandangan dari jendela pesawat, karena menurut saya Indonesia itu masih yang paling cantik :*.

Dan welcome to Soekarno Hatta Airport..... begitu sampai langsung sms Ibu, ngasih tahu kalau anak perempuannya yang lucu ini sudah kembali dari pelarian diri. Pesan balasan dari Ibu "Alhamdulillahhh......" *Peace v

Saturday 11 January 2014

Melarikan Diri ke Thailand-Part 6 (Random keliling Bangkok)

"Malam ini saya harus posting sesuatu,,,kayaknya otak saya malam ini butuh dialihkan ke aktivitas lain"


Sebelum melakukan perjalanan random di hari ke-enam, saya berulang kali menghitung uang yang sudah sangat menipis sambil menghitung anggaran pengeluaran untuk dua hari terakhir di Bangkok. *harus cukup uangnya!.

Rencananya pagi ini di hari senin kami akan mengunjungi Vimanmek Mansion, yaitu semacam tempat kediaman Raja Thailand. Kami memang sengaja ke sana karena tiket masuk ke Vimanmek Mansion gratis, sudah include tiket Grand Palace. Yah...hari ini kami memang sengaja mengunjungi tempat-tempat wisata gratis dan murah hahaha. Dari kawasan Khaosan road kami menggunakan bus no 70 dengan harapan bis tersebut gratis, tapi....ternyata kami harus bayar 13 bath karena bis-nya AC hihihi, gila ya hari-hari terakhir di sini kami memang perhitungan banget :p.
Di perjalanan kami meminta si ibu kondektur untuk memberi tahu letak Vimanmek Mansion, si Ibu menjawab dengan bahasa Thailand yang ntah apa itu artinya sambil ngangguk-ngangguk. Oya sebagai informasi dari mulai bus yang udah tua, nggak ada AC sampai bus AC, kondektur bus nya  kebanyakan wanita dengan memakai seragam tersendiri, keren ya *langsung inget metromini Jakarta.
Saat itu kami pikir Ibu kondektur tadi pasti tahu maksud kami jadi kami tenang-tenang aja sambil melihat jalanan sekitar dan ngantuk-ngantuk dikit karena pengaruh AC.
Beberapa menit kemudian tiba-tiba kami sudah sampai di terminal, lalu kami bertanya lagi letak Vimanmek Mansion, dan ternyata Ibu kondektur itu sepertinya baru tahu maksud nama tempat yang akan kami tuju itu "Oh Vimanmek mansion, yah mbak udah kelewat tadi...." kira-kira itulah jawabannya. Akhirnya kami di suruh turun untuk naik bis no 70  lagi *heh?

Di bis no 70 dari terminal tadi kami cukup membayar 11 Bath. Dengan harapan nggak terlewat lagi saya mengamati setiap papan informasi, tapi ternyata masih aja kelewatan. Kami lalu turun di dekat Dusit Zoo, karena saya sempat melihat papan petunjuk ke arah Vimanmek Mansion. Menuju Vimanmek Mansion ini memang gampang-gampang susah karena letaknya ternyata tidak dilewati langsung bis no 70 tadi jadi  masih harus jalan kaki juga.

Tepat di seberang Dusit Zoo terdapat Ananta Samakhom Throne Hall *baru tahu namanya setelah searching di om google". Bangunan bergaya Eropa ini ternyata adalah museum dan sering digunakan untuk acara kenegaraan. Sebenarnya kami bisa masuk secara gratis dengan menunjukkan tiket Grand Palace tapi sayangnya museum ini tutup di hari Senin *hufh.



Selain Ananta Samakhom Throne Hall, ada juga museum The Royal Elephant National.  Kalau menurut saya sih kawasan dusit ini mirip kawasan medan merdeka-nya Jakarta karena di sana juga terdapat beberapa kantor pemerintahan, dan Istana raja.


Numpang foto..

Daripada nyasar lagi akhirnya kami bertanya ke salah satu penjaga gedung pemerintahan di sana tentang letak Vimanmek Mansion. Bapak penjaga ini justru menjawab kalau Vimanmek Mansion tutup di hari Senin *apa! Kami langsung cek tiket masuknya dan tepat! di tiketnya tertulis kalau tempat itu tutup di hari senin. Udah dibela-belain ke sini pakai acara nyasar pula, tapi ternyata tutup, gagal misi hari ini x.x. Dan menurut informasi random yang saya baca ternyata memang hari Senin adalah hari tutupnya museum di seluruh dunia.

Baiklah karena sudah sampai di dekat Vimanmek akhirnya kami tetap berusaha mencari letak bangunan itu berada, setidaknya bisa mengurangi rasa penasaran kami.

Meskipun tutup yang penting ada fotonya :p.

Dari Vimanmek Mansion kami berjalan kaki tanpa arah menuju pemberhentian bis terdekat berdasarkan feeling. Kenapa berdasarkan feeling? selain tanpa GPS, kekuatan feeling ini musti dikeluarkan karena jalanan di sekitar Vimanmek ini sangat sepi, belum lagi penjaga gerbang Vimanmek yang kami tanyai tidak mengerti bahasa Inggris X.X.

Setelah beberapa ratus meter akhirnya kami menemukan pemberhentian bis dan tujuan kami berikutnya adalah ke MBK dan Jim Thompson house museum. Untungnya di pemberhentian bis itu ada calon penumpang yang akan pergi ke daerah Siam, dekat dengan MBK jadi kami bisa ikutan tanpa khawatir nyasar hihihi...

Sebelum kami ke MBK, kami menuju Jim Thompson yang letaknya tidak jauh dari MBK. Jim Thompson House Museum adalah rumah tradisional milik orang kebangsaan Amerika yang juga pengusaha kain sutra terkenal di Thailand. Rumahnya dijadikan museum yang berisi barang-barang antik yang ditemukan oleh Jim Thompson dari beberapa negara dan yang paling menarik menurut saya sih dari tempat ini arsitektur rumahnya yang cozy dan artistik banget. Tiket masuk ke Jim Thompson HM ini hanya 50 Bath untuk pengunjung yang berusia maksimal 25 tahun.

Disuguhkan tarian dan cara pengolahan kain sutera secara tradisional

Setelah membayar tiket pengunjung akan dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu kami semua akan dipandu oleh seorang tour guide yang akan memberikan informasi mengenai setiap sudut ruangan, barang-barang antik yang ada di dalam rumah Jim Thompson, dan informasi tentang keberadaan Jim thompson yang tidak diketahui sampai saat ini *misteriiii....

Rumahnya adem banget


 Sayangnya saya tidak punya dokumentasi isi di dalam rumah karena memang dilarang.

Puas menikmati suasana rumah yang teduh dan bikin ngantuk, kami  berjalan menuju MBK. Selama di Bangkok berarti untuk kedua kalinya kami ke MBK. Apalagi kalau bukan untuk sholat dan makan serta beli Thai tea buat oleh-oleh.

Salah satu restoran yang wajib dikunjungi oleh umat muslim ketika di MBK adalah Yana Restaurant yang letaknya berada di lantai lima. Selain karena restoran ini berlabel halal, masakannya juga enak.

Tom Yam Thailand yang nyummmiii,,, *slrrp

Sepulangnya dari MBK, uang kami benar-benar di level waspada, kalau di rupiahkan uang saya paling sekitar 70 ribu *ketawa miris. Gila ini beneran siap nge-gembel haha. Bisa aja sih kami menukarkan uang rupiah yang juga sedikit ini tapi pasti dihargai murah T.T.

Tujuan kami selanjutnya dan bisa dibilang tujuan terakhir selama di Bangkok adalah menikmati Wat Arun di malam hari yang katanya lebih keren daripada siang hari *penasaran. Seperti biasa saat berada di pemberhentian bis artinya kami harus bertanya ke penduduk lokal tentang nomor bis ke tempat tujuan kami itu *malu bertanya sesat di jalan. 

Setelah berada di dalam bis beberapa menit kemudian bis berhenti dan semua penumpang diturunkan! Saat menurunkan penumpang, pak supir berusaha menjelaskan tapi sepertinya cuman kami yang nggak tahu alasan kenapa semua penumpang diturunkan di pinggir jalan seperti ini * oh bahasa Thailand saya nggak ngerti sama sekali*. Okee...untuk kedua kalinya selama di Thailand kami diturunkan sebelum sampai di tujuan *menghela nafas. Saya dan Pipit lagi-lagi celingak-celinguk, tanya ke Ibu-Ibu juga nggak ngerti bahasa Inggris, alhasil kami berjalan tanpa arah lagi untuk menuju Thien Pier, Wat Arun. Saat nyasar di luar negeri sepertinya penyelamat kami terakhir adalah Pak Polisi, Yap...kami menuju ke pos polisi dan syukurlah Bapak Polisi di sana lumayan jago berbahasa Inggris :*. Pak Polisi menyuruh kami untuk berjalan kaki terlebih dahulu karena dari tempat kami berdiri tidak ada bis yang langsung menuju ke Thien Pier, Wat Arun.


Di tengah perjalanan

Dan akhirnyaaa...... sampai juga kami di Wat Arun. Pemandangan Wat Arun di malam hari ini memang keren. Lampu kuning yang menyorot ke patung serta wat di sana membuat tampilan mereka di malam hari kelihatan lebih "Wah". Suasananya sangat berbeda dengan siang hari pastinya, lebih tenang karena di sekitar saya cuman ada empat pengunjung. Nggak sia-sia deh jalan kaki sampai nyasar-nyasar buat kesini *langsung lari-lari berasa Wat punya sendiri.


Guardian Giant kelihatan lebih "hidup"

Wat Arun jadi mirip Menara Eiffel

Akhirnya karena semakin malam kami berdua memutuskan kembali ke hostel untuk makan malam dan packing-packing tentunya.

 Said goodbye to Wat Arun

Untuk menuju ke Khaosan Road dari Tha Thien Pier kami naik bis dengan tarif 11 Bath *lupa nomor bis nya. Setelah sampai di kawasan Khaosan road kami menuju ke salah satu agen perjalanan untuk memesan mobil ELF ke Airport dengan tarif 110Bath/org. Kami sengaja memilih naik ELF tersebut karena lebih murah tentunya dibandingkan jika naik taksi dan lebih cepat serta nggak ribet dibandingkan jika naik bis umum. Keuntungan lainnya kami akan dijemput dari hostel jadi nggak mungkin telat.

Sampai di hostel kami langsung packing karena besok, jam 8 pagi kami harus sudah siap menuju airport. Rasanya malam itu saya ingin segera pulang ke Jakarta setelah melihat uang Bath yang ada hanya cukup untuk beli nasi kotak di sevel dan air mineral :DDD.