Tuesday, 31 December 2013

Melarikan Diri ke Thailand-Part 5 (Wat Arun, Wat Pho, Grand Palace)

"Sebelum benar-benar lupa, musti buru-buru nyelesaiin postingan selama perjalanan ke Thailand nih! Untungnya, pas pulang kampung kemarin  nggak lupa copy file foto ke hardisk"

Inilah hari ke lima saya dan rekan saya, Pipito di Thailand dan hari kedua di Bangkok. Sekitar jam tujuh pagi kami bersiap-siap untuk sarapan sambil menghitung sisa uang Bath yang masih cukup untuk melanjutkan perjalanan ke Pataya besok. Kami merasa bahagia karena uang Bath kami masih sangat cukup sampai kepulangan kami nanti *nggak tahu kalo abis ni jadi miskin hahahah.

Karena ternyata hostel tempat kami menginap tidak menyediakan sarapan, akhirnya kami membeli makanan di cafe hostel seharga $65. Oke ini sarapan yang lumayan mahal untuk backpacker macam kami tapi berhubung kami nggak punya ide lagi makan apa dan dimana, jadilah menu ala-ala bule di cafe ini yang kami pilih.

Roti gandum plus telor yang bule banget dan mahal :p

Setelah sempat tertunda, hari ini kami akan mengunjungi Wat-wat terkenal di Bangkok. Menurut informasi dari pemilih hostel, untuk menuju ke Grand Palace kami harus naik Tuktuk karena dari khaosan road tidak ada bis yang langsung menuju Grand palace. Karena kami merasa letak Grand Palace cukup dekat dari kawasan khaosan road akhirnya kami memilih berjalan kaki *itung-itung olahraga, dan lumayan juga kan irit transport :p.

Sayangnya....... pilihan kami berjalan kaki justru membuat kami menjadi turis miskin yang terpaksa sangat-sangat irit di hari-hari selanjutnya hahaha.
Jadi sewaktu kami berjalan menuju Grand Palace, sekitar 100 m *ngarangsih* dari hostel kami disapa oleh seorang pejalan kaki yang membawa tentengan berisi minuman, wajahnya sih wajah melayu, jago bahasa Inggris dengan umur sekitar 40 tahun-an.
Bapak-bapak ini dengan ramah  menyapa kami, nah berhubung kami bingung tentang arah jalan ke Grand Palace akhirnya kami bertanya ke Bapak itu. Kemudian Bapak ini menunjukkan jalan sambil bertanya-tanya tentang asal kami, dll *beuh. Setelah itu si Bapak dengan baiknya sambil menunjuk peta wisata Bangkok yang ada di pinggir jalan memberikan informasi tempat-tempat wisata yang harus kami kunjungi selama di Bangkok, salah satunya menelusuri Sungai Chao Praya. Di peta itu tertulis angka 1000, Si Bapak menjelaskan bahwa biaya menelusuri Sungai ini adalah 1000 bath tapi jika bisa menawar dengan bahasa Thailand harganya bisa jadi 800Bath *gilaa mungkin ini salah satu modus tipu !!!*. Ntah kenapa radar kecurigaan plus waspada kami berkurang drastis saat itu sehingga sewaktu si bapak ini tiba-tiba memanggil supir tuktuk di pertigaan jalan dekat tempat kami berdiri lalu meminta tolong ke supir tuktuk menawarkan harga menjadi 800Bath dan menyuruh kami naik tuktuk itu kami mau-mau aja T.T.

Ini supir tuktuk yang menurut analisa saya adalah salah satu komplotan tipu.

Setibanya di dermaga Rama bridge, Supir tuktuk menyuruh kami untuk mengikutinya sambil basa-basi menanyakan asal kami, keluarga kami dll *ngik!. Saat itu saya yang memang sibuk men-videokan lokasi sekitar memang cuek-cuek aja saat si supir bilang apa juga. Kecurigaan saya tiba-tiba muncul saat supir meminta uang 800bath tadi dan menyuruh kami tetap berada di tempat kami berdiri. "Pit...Bapaknya nipu nggak ya...ntar uangnya di bawa kabur lagi" kata saya. Pipit, teman saya yang  memang positive thinking abis *hahhaha* menjawab " Insya allah enggak Laks....". Dan memang benar supir tuktuk ini lalu kembali dan menyuruh kami untuk menunggu kapal.

Saat menunggu kapal inilah saya baru sadar saya lumayan kena tipu! 

Kenapa lumayan kena tipu? untuk menelusuri sungai chao praya sebenarnya bisa dilakukan dengan tiket terusan $150 bath, yap...lima kali lipat lebih murah dari harga yang kita bayarkan ke supir tuktuk tadi ! memang sih dengan penumpang lebih banyak tapi kan lebih murah, nah kalau 800bath ini kami memang naik perahu motor sendiri dan penumpangnya cuman kami jadi private gitu deh tapi tetep aja itu nggak worthit! *balikin duit 800bath gue :(. 

Selama di perahu, saya dan Pipit galau berjamaah *okeinilebay, planning budget selama di Thailand jadi gagal total T.T.  Planning ke Pattaya terpaksa kami skip. Untuk menghibur hati akhirnya kami foto-foto selama di perahu, meski tetap saja masih nyesek hahaha...


Pemandangan selama menelusuri sungai Chao Praya.

Setelah kurang lebih 40 menit, perahu berhenti di dermaga Wat Arun. Wat Arun adalah salah satu candhi Budha terkenal di Bangkok yang letaknya berada di hulu sungai Chao Praya dan untuk sampai ke sana para turis harus menyebrangi sungai terlebih dahulu. Sebenarnya para turis dikenai biaya 50 Bath untuk masuk ke Wat ini tapi kami tanpa sengaja masuk tanpa bayar haha...ini beneran nggak di sengaja, tiba-tiba kami sudah berada di dalam komplek Wat Arun dan tidak ada pemeriksaan tiket juga *peace... setidaknya mengurangi pengeluaran setelah ditipu.

Pose dulu :D


Beginilah suasana Wat Arun.

Untuk mendekati puncak Wat Arun, kami harus menaiki tangga yang super curam x.x. 
Saran untuk si takut ketinggian: kalo pas naik anak tangga ataupun turun fokus sama anak tangga-nya aja, nggak usah deh sok-sok ngeliat pemandangan kanan kiri dan nggak usah pake acara gandengan sama orang lain, cukup menggunakan pegangan tangga haha.. *pengalaman pribadi hihi

Pemandangan dari atas Wat Arun (atas). Ornamen di dinding Wat yang keren dan artistik banget (bawah)

Di depan Wat Arun ada tempat penyewaan baju tradisional Thailand lho... sebenarnya untuk sewa baju itu kami harus bayar 100Bath, tapi setelah ditawar kami cukup mengeluarkan uang 50bath *Horeee.... lumayanlah pengiritan. Kapan lagi pake baju thailand dengan background wat kayak gini hahahha

Kece abis ! *narsis

Banyak burung dara bertebangan di sekitar Wat Arun.


Setelah puas mengelilingi Wat Arun, tujuan kami berikutnya adalah ke Wat Pho dengan menggunakan perahu motor. Perahu ini hanya menyebrangi sungai dari dermaga Wat Arun sampai ke dermaga Tha tien dengan tarif 3Bath.

Kondisi perahu.

Di seberang jalan dari dermaga Tha tien ini ternyata adalah lokasi Wat Pho. Tarif tiket masuk ke Wat Pho adalah 100Bath. Nah gara-gara uang kami berada di level siaga alias sudah menipis T.T, niat buruk kami tiba-tiba muncul yaitu masuk secara gratis ke Wat Pho melalui pintu masuk khusus warga negara Thailand bahahaha. Jadi di Wat Pho ini ada dua pintu masuk, pintu masuk khusus turis dikenai 100Bath sedangkan satunya lagi pintu untuk warga Thailand yang bisa masuk secara gratis. Tapi tetep aja muka nggak bisa bohong apalagi kami berdua berjilbab, jadi akhirnya kami tetap beli tiket kekekeke...



Di Wat Pho ini yang paling menarik adalah Reclining Buddha-nya.

 Reclining Buddha raksasa ini menurut informasi panjangnya 43 meter dengan tinggi 15 meter.



Wat-wat di sana emang keren banget desainnya.

Oke selanjutnya kami menuju Grand Palace, dari namanya saja sudah ketahuan kalau tempat itu merupakan kompleks bangunan kerajaan. Selain ada istana raja, di sana juga ada bermacam-macam wat dan musium, nggak heran deh lokasi ini memang luas banget. Untuk menuju ke Grand Palace kami cukup berjalan kaki dari Wat Pho.

Tembok tinggi yang mengelilingi Grand Palace

Berada di depan lokasi Grand Palace

Nah lagi-lagi pikiran devil kami berdua keluar, apalagi kalau bukan masuk ke pintu khusus warga Thailand hahaha....kayaknya pikiran ini muncul gara-gara uang yang menipis tadi, sampai-sampai saya dan Pipit ragu-ragu mau masuk ke sana atau nggak. Tiket masuk ke Grand palace memang lumayan mahal yaitu 500 Bath, jadi kan lumayan banget kalau bisa gratisan *devil.  Tapi ternyata kami ini memang bukan mental penipu *tsah, jadilah kami tetap membeli tiket 500Bath dan berharap Grand Palace itu memang oke dan worthit tentunya.

Dan ternyata Grand Palace memang oke banget, bisa dibilang segala desain wat-wat ada di sini. 
 


Guardian Giant (kiri) dan Ibu-ibu yang sedang memperbaiki Wat.

Beberapa Wat dengan ornamen yang berbeda




Pipit mencoba menggoda tapi si Penjaga ini tetap berdiri seperti Patung haha

Istana Raja

Bangunan di seberang istana raja.



Suka banget...

Perjalanan di hari ini kami akhiri di  Queen Sirikit Museum of Textiles, letaknya masih berada satu kompleks dengan Grand palace. Kami sengaja masuk ke musium ini untuk mencari kesejukan setelah berpanas-panasan seharian hehe. Musium ini berisi berbagai macam desain baju nasional untuk Ibu negara dari jaman dahulu sampai saat ini. Tiket masuknya gratis karena sudah termasuk di tiket Grand Palace. Sayangnya saya tidak bisa mendokumentasikan isi musium karena memang dilarang.

Dari kawasan Grand Palace kami akhirnya memutuskan berjalan kaki menuju hostel. Untuk mempersingkat jarak kami melewati sebuah bangunan universitas dan pasar. Selama melewati godaan muncul apalagi kalau bukan durian Bangkok yang murah banget dan Mango rice yang menggoda *slrrpp....tapi mengingat uang kami sudah sangat pas-pasan jadilah kami cuman bisa pasang tampang mupeng haha....

Terakhir yang sangat menyebalkan adalah kami bertemu lagi dengan supir tuktuk penipu, heran deh kenapa kami kayaknya jodoh banget sama tu supir tuktuk -.-, dan bisa diduga saat kami protes tentang kejadian pagi tadi, si supir tuktuk pura-pura bego! *lain kali selalu waspada tik.


Saturday, 14 December 2013

Tokyo Tower dan Ibu

Akhirnya setelah 3 hari selesai juga nonton drama ini, Tokyo tower. Sebenarnya saya udah tahu drama ini di awal-awal kuliah. Banyak temen-temen yang bilang ceritanya bagus, tentang ibu dan anak laki-lakinya, bisa bikin nangis terharulah hehe..tapi meski penasaran juga selalu lupa buat copy file-nya dari mereka hoho *sok sibuk kuliah kali ya... hihi
Nah lima tahun kemudian (lama banget ternyata), kebetulan salah seorang teman projek ada yang punya drama ini, langsunglah saya minta *yee. Hasilnya, memang bener bikin nangis, terharu, apalagi nontonnya pas lagi homesick gini T.T.
Ceritanya simple tapi seperti menggambarkan kehidupan sehari-hari tentang kasih sayang, kesabaran Ibu sama anaknya, tentang anak yang terkadang lupa sama orangtua, ada juga tentang persahabatan dan sedikit cerita cinta sama pasangan. Yap sederhana tapi ngena, nggak lebay pokoknya. Dan memang bener banget anak laki-laki itu biasanya atau selalu ya lebih deket ke Ibu, termasuk kakak saya sendiri, 


Kebetulan juga di Path ada salah satu teman yang posting gambar di atas dan saya suka kata-katanya "Behind every great man, there is a mother", gambar itu memang mewakili cerita Tokyo Tower tadi dan realita yang ada pastinya.

Ngomong-ngomong soal Ibu, jasa Ibu memang banyaaaaaak banget. Bisa jadi sekarang ini juga semua karena Ibu. Sosok yang selalu ada adalah Ibu. Kalau ditulis jasa Ibu apa saja, mungkin nggak akan pernah ada habisnya atau saya sendiri bahkan bisa lupa T.T. 

Pas banget tanggal 22 Desember nanti adalah hari Ibu, semoga semua Ibu yang selalu mencintai anaknya diberi kesehatan dan kebahagiaan. Amin.