Dua minggu sebelum keberangkatan haji, Bapak dan Ibu setiap hari sibuk menemui para tamu. Setiap akhir pekan tersebut, mereka mengadakan syukuran dan banyak rombongan dari tetangga, kolega, saudara yang datang untuk mengucapkan selamat dan memberi doa. Sayangnya waktu ramai-ramainya acara di rumah saya tidak bisa ikut membantu karena saya masih di Jakarta :((.
Karena ingin menikmati hari-hari terakhir sebelum Ibu dan Bapak pergi haji, saya memutuskan untuk cuti 2 hari :). Syukurlah, cuti di-approve dan sayapun memutuskan pulang dengan kereta agar cepat sampai ke Pekalongan. Begitu sampai di rumah, ternyata saudara-saudara dari Ungaran sudah berdatangan dan menginap di rumah, tidak hanya itu nenek dari Klaten juga sudah dua minggu ini menginap di rumah karena ikut membantu melayani para tamu yang selalu ramai berdatangan. Mendengar cerita-cerita tentang dua pekan yang penuh dengan tamu setiap hariya membuat saya sedih dan senang. Yap..sedih karena sebagai anak saya tidak turut membantu ditambah lagi dua minggu tersebut saya justru tidak mengetahui kondisi rumah karena sibuk dengan urusan sendiri, kerjalah, jalan-jalan, dsb hiksss... Tapi senang karena mendengar bahwa begitu banyak tamu yang datang memberi restu kepada orangtua sampai-sampai katanya, Nenek, tante dan mbak-mbak di rumah kewalahan membuat jamuan hehe.
Dan H-1 keberangkatan haji, semua saudara dan para tamu benar-benar memenuhi rumah. Ibu dan Bapak terlihat sangat sibuk pula mempersiapkan keperluan haji-nya.
Tiba di hari H, hari Jumat, sesuai jadwal Ibu dan Bapak harus berkumpul di lokasi yang telah ditetapkan panitia. Sebelum berangkat itulah momen-momen paling mengharukan terjadi. Mereka memeluk dan memberi nasihat serta mengucapkan permintaan maaf kepada anak-anaknya termasuk saya serta saudara-saudara. Ketika saya memeluk ibu rasanya air mata saya tidak bisa terbendung lagi..
Akhirnya ibu akan pergi ke tanah suci..
Ketika ibu mengucapkan perkataan bahwa ibu bangga mempunyai kamu, rasanya senang dan bersalah karena tentu jika dibandingkan dengan pengorbanan ibu, apa yang saya berikan bukanlah apa-apa.
Ketika ibu mengucapkan bahwa selama ini ibu tidak bisa memberi apa-apa, itu salah karena ibu telah mendidik, mencintai, dan memberi banyak ke saya.
Perasaan terharu semakin bertambah ketika Bapak pamit sambil memeluk saya dengan sesirat menampakkan mata yang berkaca-kaca....Meski tidak banyak yang beliau katakan, tapi saya bisa merasakan rasa sedih, senang, terharu yang ada dalam hatinya.
Semoga Bapak dan Ibu diberi kesehatan, dan kemudahan selama di tanah suci. Menjadi haji yang mabrur dan dapat kembali ke rumah dengan selamat :)